Pijakan Dalil Qunut Witir Pada Pertengahan Akhir Bulan Ramadhan

Pijakan Dalil Qunut Witir Pada Pertengahan Akhir Bulan Ramadhan

Pertama mari kita mulai dengan Makna Qunut Dalam Al-Quran

Sebagai pembuka pada tulisan kali ini, mari kita mulai dengan menjelaskan terlebih dahulu dengan perbedaan ulama dalam memahami makna ‘Qunut”. Qunut terambil dari derivasi kata “ qanata-yaqunut” dalam mu’jam al- Wasith berarti “ taat kepada Allah serta khusu’  dalam ibadah kepada-Nya”. Ada juga pakar bahasa yang memaknai dengan  “perilaku yang konsisten” ( al-Dawam’ala sya’i) sebagaimana para ulama lainnya ada juga yang memaknai qunut dengan “ memankangkan bacaan dan doa dalam shalat”.

Pijakan Dalil Qunut Witir Pada Pertengahan Akhir Bulan Ramadhan

Ragam makna tentang qunnut ini memiliki perbedaan yang tidak begitu jauh satu dengan yang lain. Apabila kita mau beranjak kepada kitab-kitan tafsir klasik maupun kontemporer dan mencari penafsiran kata yang senada dengan qunut. qânitîn (Qs al-Baqarah:238), qânitan (Qs al-Nahal:120), qânitât (Qs al-Nisa:34) qânitun (Qs al-Zumar:9) penafsirannya juga tidak jauh berbeda dengan yang telah dipaparkan diatas.


Nah terkait dengan qunut sholat witir disaat pertengahan bulan Ramadhan, mungkin ada sebagian orang yang bertanya-tanya, mengapa qunut witir hanya ada pada pertengahan akhir bulan ramadhan ? mengapa tidak dibaca mulai dari awal bulan ramadhan? Pertanyaan tersebut mungkin saja karena unsur ketidaktahuan bahwa diluar sana ada juga yang tidak sama sekali membaca qunut witir, ada pula yang selama bulan ramadhan selalu membaca qunut witir. Berikut sedikit penjelasan dari pendapat beberapa ahli ulama berserta dalil yang dijadikan pijakan oleh masing masing pendapat.

Hadist dan atsar shabat

Pertama hadist riwayat Imam Tarmidzi (w.279 h) dari Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma


عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الوِتْرِ: «اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Rasulullah Saw mengajarkanku kalimat yang aku baca ketika (shalat) witir “Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku keselamatan, sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan, Jadilah wali bagiku, sebagaimana Engkau telah menjadi wali bagi hamba-Mu yang Engkau kehendaki, dan berkahilah aku terhadap apa yang Kau berikan padaku, dan lindungilah aku dari keburukan yang Engkau takdirkan. Sesungguhnya Engkau yang menetapkan dan tidak ada yang menjatuhkan ketetapan untuk-Mu, Sesungguhnya tidak akan terhina orang Engkau jadikan wali-Mu, Maha Mulia Engkau wahai Rab kami, dan Maha Tinggi”

Menurut Imam Tirmidzi inikualitasnya hasam, redaksi hadist ini diriwayatkan pula oleh imam Abi Daud (w.275 h), Imam Nasa’i (w.303 h), dan Imam Ibnu Majah (w.275 h).

Menurut artikel yang dikutip dari majalah nabawi, perbedaan waktu quut witir ini bertitiktumpu pada hadist ini, karena bersifat mutlak, tidak ada batasan dan keterangan secara rinci di bulan apa qunut pada shalat witir itu dibaca. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa sahabat Abdullah Ibn Mas’ud (w 32 h)  menjadikan hadis ini sebagai pijakan adanya qunut pada shalat witir di sepanjang tahun, pendapat ini juga dipegang oleh Imam Abi Hanifah (w150 h) dan para pengikutnya Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 h)

Berbeda dengan Imam Syafi’I (w.204 h) dan pengkutnya (syafi’iyah) yang memiliki pendapat bahwa qunut witir hanya berlaku pada pertengahan terakhir bulan ramadhan saja, pendapat tersebut berdasarkan pada riwayat dari Ali bin Abi Thalib (w.40 h) radhiyallahu ‘anhu

رُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّهُ كَانَ لَا يَقْنُتُ إِلَّا فِي النِّصْفِ الآخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَكَانَ يَقْنُتُ بَعْدَ الرُّكُوعِ

“diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya beliau tidak melakukan qunut witir kecuali di pertengahan akhir bulan ramadhan, dan beliau qunut setelah ruku’ ”

Riwayat itu juga dicantumkan oleh Imam Tirmidzi dalam kitabnya sunan tirmidzi beriringan dengan hadist yang telah dipaparkan diatas. Pendapat yang serupa dikatakan pula oleh penulis kitab ‘Aun al-Ma’bud, Syamsu al-Haq al-Adzim Abadi ahwa ulama Syafi’iyyah membatasi qunut witir hanya pada pertengahan terakhir saja di bulan ramadhan. Riwayat yang lain yang mendukung pendapat ulama bergelar nashir al-Sunnah itu, apa yang dikatakan oleh Imam Abi Daud dalam kitab sunannya. 

وقد روي أن أبيا كان يقنت فى النصف الآخر من شهر رمضان

Artinya

“telah diriwayatkan bahwa Ubay bin Ka’ab membacakan qunut hanya pada pertengahan terakhir di bulan ramadhan”

Berhubungan di Indonesia ini mayoritas penduduknya bermadzab syafi’I, maka yang diketahui masyarakat umum, qubut witir itu hanya ada pada pertengahan terakhir bulan ramdahan saja. Namun bagaimanapun juga, kita juga tetap harus menghormati dan menghargai pendapat satu sama lain. Karena masing-masing pendapat memiliki pijakan dalilnya tersendiri, dan jangan sampai pula berbeda dengan pendapat mayoritas masyarakat setempat hanya ingin mencari sensai saja.

Lafadz Qunut Witir

Adapun lafadz qunut witir sebagaimana riwayat Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma
Yang telah disebutkan di atas

االلَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.

Imam Ibnu Rusyd dalam kitabnya bidayah al-Mujtahid menyebutkan bahwa Imam Malik menganjurkan agar membaca doa ini pada qunut witir


الّلهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْنَعُ لَكَ، وَنُخَالِعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَكْفُرُكَ، الّلهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفَدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ، وَنَخَافُ عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ بِالكُفَّارِ مُلْحَقٌ

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.