Galaxy S26 Bisa Lebih Mahal dari iPhone! Ini Alasan di Baliknya

Galaxy S26 Bisa Lebih Mahal dari iPhone! Ini Alasan di Baliknya

Galaxy S26 Bisa Lebih Mahal dari iPhone! Ini Alasan di Baliknya

Antisipasi peluncuran Galaxy S26 series kian memuncak menjelang acara resmi Samsung yang rencananya digelar pada Februari 2026 di San Francisco. Namun, di balik euforia teknologi terbaru, muncul kabar yang membuat calon pembeli waswas: harga Galaxy S26 kemungkinan besar akan naik signifikan dibanding generasi sebelumnya.


Laporan terbaru dari Korea Selatan menyebut kenaikan harga ini “tak terhindarkan”. Padahal, pada seri Galaxy S25, Samsung berhasil mempertahankan harga dasar ketiga modelnya—S25, S25+, dan S25 Ultra—di sebagian besar pasar global. Namun, tekanan ekonomi global tahun 2025–2026 telah mengubah lanskap biaya produksi ponsel pintar secara drastis.


Artikel ini mengupas faktor-faktor krusial di balik kenaikan harga yang diprediksi, strategi Samsung menghadapinya, dan bagaimana tren ini merefleksikan kondisi industri smartphone global.


Lonjakan Harga Komponen Inti: Pemicu Utama Kenaikan Harga

Samsung bukanlah satu-satunya produsen yang terdampak—namun sebagai pemain terbesar kedua di pasar smartphone global, perusahaannya sangat sensitif terhadap fluktuasi biaya bahan baku. Berikut komponen utama yang mengalami kenaikan harga signifikan sepanjang 2025:


1. Chipset: Naik 12%

Harga chipset—jantung dari setiap ponsel pintar—mengalami kenaikan rata-rata 12% dibanding tahun lalu. Ini mencakup baik prosesor kustom Exynos maupun chip Snapdragon dari Qualcomm. Kenaikan ini dipicu oleh kompleksitas desain chip generasi baru yang mendukung AI on-device, efisiensi daya ekstrem, dan konektivitas 5G+.


2. Modul Kamera: Naik 8%

Galaxy S26 diprediksi akan membawa peningkatan besar pada sistem kamera, termasuk sensor lebih besar, zoom optik lebih kuat, dan pemrosesan gambar berbasis AI. Namun, komponen ini mahal. Harga modul kamera flagship naik 8%, terutama untuk sensor 200MP dan lensa periskop generasi terbaru.


3. Memori DRAM Ponsel: Melonjak 16% Sejak Q1 2025

Yang paling mengkhawatirkan adalah kenaikan harga mobile DRAM sebesar 16% hanya dalam satu kuartal. Ini bukan fluktuasi biasa—melainkan gejala awal dari kelangkaan pasokan global.


Produsen memori seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron kini mengalihkan kapasitas produksi ke High-Bandwidth Memory (HBM) yang digunakan untuk chip AI seperti NVIDIA H100 dan AMD MI300. Akibatnya, pasokan DRAM untuk smartphone menyusut, sementara permintaan tetap tinggi—kombinasi klasik yang mendorong harga naik tajam.


Samsung Lawan Arus: Strategi Mengurangi Ketergantungan pada Qualcomm

Di tengah tekanan biaya, Samsung mengambil langkah strategis penting: mempercepat pengembangan chipset Exynos 2600. Rencananya, chip ini akan menjadi prosesor utama Galaxy S26 series di banyak pasar, termasuk Asia dan Eropa.


Langkah ini memiliki dua tujuan:


  • Mengurangi ketergantungan pada Snapdragon, yang harganya terus naik akibat permintaan global dan lisensi teknologi.
  • Meningkatkan margin keuntungan dengan memproduksi komponen inti secara internal.


Namun, tantangannya besar. Exynos harus menunjukkan performa dan efisiensi setara Snapdragon 8 Gen 4—sesuatu yang gagal dicapai Exynos pada generasi sebelumnya karena isu panas berlebihan (thermal throttling). Jika Exynos 2600 sukses, ini bisa menjadi game-changer. Jika gagal, Samsung terpaksa tetap membayar premium untuk Snapdragon—dan menurunkan keuntungan atau menaikkan harga.


Berapa Kenaikan Harga yang Diperkirakan?

Berdasarkan pola industri dan analisis pasar, para ahli memperkirakan kenaikan harga Galaxy S26 antara $50 hingga $100 (sekitar Rp750 ribu hingga Rp1,5 juta) dibanding Galaxy S25.


Sebagai ilustrasi:


  • Galaxy S25: mulai dari $799 → Galaxy S26: kemungkinan $849–$899
  • Galaxy S25 Ultra: $1.299 → Galaxy S26 Ultra: bisa mencapai $1.399


Lonjakan ini akan terasa signifikan, terutama di pasar berkembang seperti Indonesia, India, dan Brasil, di mana konsumen sangat sensitif terhadap perubahan harga.


Tren Global: Bukan Hanya Samsung yang Naikkan Harga

Samsung tidak sendirian. Tekanan biaya terasa di seluruh industri:


  • Apple telah menaikkan harga iPhone 17 series di beberapa pasar, dengan laporan menyebut kenaikan lebih lanjut akan datang.
  • Xiaomi meluncurkan Redmi K90 dengan harga CNY 100 (sekitar $14) lebih mahal dari K80.
  • Bahkan merek mid-range mulai menyesuaikan harga akibat kenaikan biaya memori dan baterai.


Ini menandai pergeseran struktural dalam industri smartphone: era ponsel flagship dengan harga stabil mungkin telah berakhir, digantikan oleh inflasi teknologi yang dipicu oleh permintaan AI, kelangkaan komponen, dan kompleksitas produksi.


Dampak pada Konsumen: Apakah Generasi S26 Masih Layak Dibeli?

Bagi penggemar Samsung, pertanyaan utamanya kini bukan “fitur apa yang baru?”, tapi “apakah kenaikan harganya sebanding dengan peningkatan yang ditawarkan?”


Jika Galaxy S26 membawa:


  • Layar LTPO 144Hz dengan kecerahan 3.000 nits
  • Kamera 200MP dengan zoom 10x optik
  • Dukungan AI on-device untuk asisten cerdas
  • Desain titanium ringan


…maka kenaikan harga mungkin bisa diterima. Tapi jika peningkatan hanya bersifat inkremental, banyak konsumen mungkin memilih tetap menggunakan S24/S25 atau beralih ke kompetitor seperti Google Pixel 9 Pro atau iPhone 17.


Kapan Harga Resmi Diumumkan?

Samsung diperkirakan akan mengungkap harga resmi Galaxy S26, S26+, dan S26 Ultra saat acara peluncuran global pada Februari 2026. Namun, bocoran dari rantai pasok di Korea dan Tiongkok kemungkinan besar akan mengonfirmasi kenaikan harga jauh sebelum itu—mungkin pada Desember 2025 atau Januari 2026.


Kesimpulan: Era Smartphone Flagship Semakin Mahal

Galaxy S26 series akan menjadi barometer baru bagi industri smartphone: apakah konsumen masih bersedia membayar lebih untuk inovasi, atau apakah batas psikologis harga telah tercapai?


Samsung berada di persimpangan kritis. Di satu sisi, tekanan biaya nyata dan tak bisa dihindari. Di sisi lain, loyalitas pengguna bisa goyah jika kenaikan harga dianggap tidak proporsional.


Yang pasti, 2026 akan menjadi tahun di mana “premium” benar-benar diuji—bukan hanya dari segi teknologi, tapi juga nilai yang dirasakan konsumen.


Bagi calon pembeli, strategi terbaik mungkin menunggu ulasan awal dan perbandingan harga global sebelum memutuskan upgrade. Karena kali ini, membayar lebih tidak serta-merta berarti mendapatkan lebih.

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.