Perbandingan Simple Queue VS Queue Tree | Bagus Mana ?

Perbandingan Simple Queue VS Queue Tree | Bagus Mana ?

Semakin maju kehidupan manusia, ini membuat seakan – akan kebutuhan internet semakin menjelma menjadi kebutuhan pokok. Fasilitas online saat ini semakin menamur, banyak orang yang ingin diperhatikan didunia maya. Fasilitas untuk memajang foto seperti instagram, sampai live streaming menjadi aktivitas yang trend. Begitu juga dengan akses informasi, dari media tulisan , foto sampai media video. Seolah – olah ini sebesar apapun bandwidth yang dimiliki sebuah instansi tidak bisa membuat kita puas. 

Mungkin jika bandwidth tidak dibagi ini akan membuat antar pengguna bisa saling berebut, bahkan bisa sampai ada yang tidak kebagian bandwidth. Jika itu terjadi pada kantor ketika jam operasional, pekerjaan yang sifatnya membutuhkan koneksi internet akan terganggu dan akan memberikan dampak yang buruk bagi kinerja karyawan. Contoh lain jika itu terjadi di RT/RW net kamu. Pasti ini akan timbul banyak sekali complain dari bebrapa pelanggan yang menikmati layanan internet kamu. 

Perlu adanya manajemen bandwidth di tempat kamu , agar tidak terjadi  hal yang tidak kita inginkan. Solusi bisa menggunakan router mikrotim yang sudah popular untuk melakukan tugas sebagi pengatur bandwidth.  Manajemen bandwidtn adalah implementasi dari proses mengantrikan data, sehingga fungsi management bandwidth pada mikrotik dikenal dengan Queue. Ada 2 metode Queue pada mikrotik yaitu simple queue dan queue tree. Keduanya memanfaatkan memori/RAM di router sebagai buffer penampungan antrian paket data. Apabila antrian paket data sudah memenuhi penampunan maka paket data yang tidak tertampung akan di drop. Apabila menggunakan protocol TCP, paket data yang di drop akan dikrim ulang oleh server.

Simple Queue

Simple queue adalah metode manajemen bandwidth yang ada pada mikrotik. Untuk konfigurasi nya juga cukup mudah dan sederhana. Walapun namanya simple queue yang digunakan sebagai parameter di simple queue ini sangat banyak, bisa dibilang sesuai dnegan kebutuhan yang ingin diterpakan pada jaringan yang ada. 
Parameter simple queue adalah Target dan Max-limit. Target dapat berupa IP Address, bisa juga interface yang akan diatur bandwidth nya. Sedangkan Max-limit adalahh batas upload dan download yang akan dugunkan untuk memberi batas maksimal bandwidth untuk interface target. 

Simple Queue


Pada simple queue ini bisa melimit upload, download secara terpisah dan bersamaan sekaligus dalam satu rule menggunakan tab total. Setipa rule pada simple queue ini bisa berdiri sendiri ataupun disusun dalam sebuah hierarki yang mengarah ke parent rule lain. Parameter yang lain seprti Dst. Priority, Packete Mark juga bisa kalian tambahkan agar rule semakin spesifik. 

Queue Tree

Ini adalah fitur bandwidth yang ada di mikrotik dan bersifat sangat fleksibel serta komplek. Pendefsinian target yang akan di beri limitasi pada queue tree ini tidak dilakukan langsung ketika penambahan rule queue tree, namun dilakukan ketika melakukan marking paket data menggunakan firewall mangle. 

Queue Tree

Ini yang menjadikan penerpan queue tree menjadi lebih kompleks. Langkah in menjadi tantangan tersendiri , karena jika salah pembuatan mangle bisa beakibat queue tree rtidak akan berjalan. Namun dalam sisi lain. Penggunaan mengle packet-mark ini bisa menguntungkan, karena akan lebih fleksibel dalam menentukan trafik apa yang akan delimit, bisa beradasarkan IP address, protocol, dan bisa juga port. Dan setiap service pada jaringan bisa kalian berikan kecepatan yang berbeda.

Mana Yang Lebih Baik, Simple Queue Atau Queue Tree ?

Semua nya memiliki keunggulan masing masing. Simple queue cukup mudah dalam melakukan konfigurasi. Jika kebutuhanya untuk melakukan limitasi berdasarkan target IP address atau interface, maka simple queue merupukan pilihan yang tepat. Sehingga tidak disibukan dengan pengaturan mangle

Sedangkan queue tree seperti yang dijabarkan diatas, yaitu harus menggunakan magle. Harus cermat dalam pembuatanya. Namun jika kebutuhan qieie lebih detail berdasarkan service, protocol, port maka queue tree yang cocok. Simple queue juga memiliki parameter mark-paket, tapi jika dlihat dilihat dari sisi manajemen akan lebih mudah jka mark-paket diterapkan pada queue tree

Dari segi penggunaan resource, keduanya sama menggunakan resource RAM. Tapi pada  queue tree ini mengunakan mangle maka resource CPU juga akan digunakan.

Bagaimana Jika Di Gunakan Secara Bersama ?

Secara teknis ini dapatt berjalan bersama. Tapi perlu di telaahlagi, mana yang lebih untuk menjaga keduanya agar tidak tumpang tindih. Untuk menethui lebih detail, kita coba lihat alur proses yang terjadi di dalam router. Di bawah ini saya sediakan gambaran aliran proses paket data ( Packet flow) routerOS versi 5. Disana terlihat jika proses pembacaan queue dilakukan pada global-in dan global-out
global-in dan global-out

Sedangkan pada routerOS versi 6.x . letak simple queue dan queue tree terjadi perubahan dan antara keduanya berdiri sendiri, bisa dlihat gambar ini.

simple queue dan queue tree

Berdasarkan packet flow diatas, bisa kita lihat secara proses queue tree terbaca terlebih dulu. Tapi proses ini tidak berhenti dan tetap akan dilanjutkan ke proses berikutnya yakni simple queue. Sehingga jjika terdapat paket data yang sama, kemudia dibuat simple queue dan queue tree secara bersama. Maka hasilnya kecepatan client akan mengikuti limit yang terkecil.

Contoh nya gini Simple Queue mendefinisikan Max Limit 

Upload/Download=1M/1M sedangkan Queue Tree menentukan upload/download=512k/512k . Maka hasil akhirnya client akan mendapat kecepatan sebesar 512k, sesuai limitasi terkecil

Dari pembahasan diatas, maka akan lebih mudaah jika implementasi nya salash satu saja. Selain mudah dalam konfigurasi, maintenance, dan monitoring juga kan lebih murah kan. 

sumber link

Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.