DI MANA ALLAH? || PERTANYAAN SEDERHANA dan JAWABANNYA PUN SEDERHANA juga

DI MANA ALLAH? || PERTANYAAN SEDERHANA dan JAWABANNYA PUN SEDERHANA juga

DI MANA ALLAH?

ㅤ                                              
ㅤㅤ
Ini adalah PERTANYAAN SEDERHANA dan JAWABANNYA PUN SEDERHANA juga. Bagi yang mau merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah dengan sangat mudah akan mendapatkan jawaban akan hal ini.

Banyak sekali dalil-dalil baik dari al Qur’an dan Sunnah yang dengan gamblang menjelaskan akan hal ini. Orang yang akidahnya masih lurus, meskipun awam sekalipun mampu memahami hal ini dengan mudah.

📌Allah ta’ala berfirman:

أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاء أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ 

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah YANG DI LANGIT bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (QS Al Mulk: 16)ㅤ
📌Allah juga berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristiwa’ (bersemayam) di atas 'Arsy .” (QS Al A’raf: 54)

Ayat diatas dan juga ayat-ayat yang lainnya dengan jelas menyatakan bahwa Allah BERADA DI LANGIT dan DI ATAS ‘ARSY. Tidak ada keraguan dalam hal ini.

📌Diriwayatkan dalam sebuah hadits Rasulullah bertanya kepada seorang budak perempuan, “Dimana Allah?” Budak itu menjawab, “Di  atas langit.” Rasulullah bertanya kembali, “Siapakah aku?” Budak tersebut menjawab, “Engkau adalah Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bersabda, “Merdekakan dia karena dia adalah seorang mukminah (wanita yang beriman).” (HR Muslim)

Hal yang sangat jelas ini dapat menjadi “remang-remang” dan membingungkan karena mengikuti pendapat manusia yang tidak jelas yang didasarkan akan kaidah-kaidah yang tidak ada landasannya dari Al Qur’an dan Sunnah.

Sungguh indah perkataan salah seorang salaf:

فَالرَّأْيُ لَيْلٌ وَالْحَدِيثُ نَهَارُ

“Pendapat (manusia) itu ibarat malam (yang gelap) dan adapun hadits adalah siang (yang terang).”

Mari selalu kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah agar selamat dalam beragama, terutama dalam masalah akidah yang mana itu adalah pondasi agama.


Riyadh, 7/11/1438H
Al-Ustâdz Abu Zakariya Sutrisno.



Silahkan tinggalkan pesan jika Anda punya saran, kritik, atau pertanyaan seputar topik pembahasan.